Ke Mana Pergi Kucing Liar? Kisah Menyentuh di Balik Hilangnya Mereka

Bagi yang memberi makan kucing liar setiap hari, pasti terbiasa menghitung kehadiran mereka: “Kucing calico datang nggak ya hari ini?” “Si oren putih tambah gemuk nggak?”

Tapi kadang, seekor kucing yang biasa muncul tiba-tiba hilang. Mangkuk makanan tetap utuh. Tempat tidurnya di bawah mobil kosong. Ditunggu berhari-hari… tapi tidak kembali.

Bagi pecinta kucing liar, ini terasa seperti perpisahan tanpa kata-kata. Diam-diam, tapi menyakitkan.

🏠 Mereka Mungkin Hanya Pindah “Warung”

Tak semua kucing yang hilang benar-benar menghilang — kadang mereka cuma pindah tempat makan.

Seorang warga menemukan kembali kucingnya setelah dua minggu… di blok sebelah, sedang makan ayam rebus yang disediakan oleh seorang nenek. Kucing itu tampak bahagia dan tenang, seolah berkata, “Aku cuma pindah warung aja kok.”

Suara keras seperti renovasi atau kehadiran anjing pun bisa membuat mereka kabur dalam semalam.

💔 Kadang, Kepergian Itu Selamanya

Yang paling menyedihkan adalah saat kucing hilang tanpa jejak.

Seseorang bercerita tentang kucing yang biasa menggosokkan tubuh ke kakinya — tiba-tiba tak pernah kembali. Kotak dan selimut favoritnya tetap tak tersentuh.

Satpam mengatakan dengan jujur: “Banyak kucing liar mati karena kelaparan, kedinginan, atau tertabrak mobil.”

Pernah suatu malam dia menemukan kucing hitam tergeletak di jalan. Di sampingnya ada sedikit makanan kucing—mungkin tertabrak saat mencari makan.

Lebih menyakitkan lagi, ada manusia yang sengaja menyakiti. Di satu kompleks, beberapa kucing menghilang setelah seseorang diduga meracuni makanan karena terganggu suara mengeong.

Bahkan ada yang menangkap kucing untuk dijual—ke restoran atau untuk diambil bulunya. Sungguh menyayat hati.

🧡 Memberi Makan Kucing Liar Adalah Tindakan Harapan

Orang yang memberi makan kucing liar tidak hanya memberi makan—tapi juga harapan. Seolah berkata: “Aku di sini, kamu juga tolong tetap selamat ya.”

Ketika seekor kucing tak muncul lagi, rasanya seperti kehilangan teman lama. Tak tahu apakah dia baik-baik saja atau sedang menderita.

Meski usia kucing liar rata-rata hanya 2-3 tahun, kita tetap ingin membuat hidup mereka sedikit lebih baik: tempat berteduh saat panas, kardus hangat saat dingin, dan waktu bersama yang lebih lama.

Bukan demi balasan—hanya ingin memberi sedikit kehangatan di dunia yang dingin ini.

Jika suatu hari mereka tidak kembali, jangan salahkan dirimu. Bisa menemani mereka sebentar saja… sudah sangat berarti.

Seperti kata seseorang:
“Pertemuan adalah takdir, perpisahan adalah bagian dari hidup. Selama mereka pergi tanpa rasa sakit, itu sudah cukup.”

id_IDBahasa Indonesia